Tahun 2018 lalu, platform media sosial Instagram meluncurkan fitur terbarunya untuk video berdurasi panjang bernama IGTV. Dan belum ada dua tahun, ada kemungkinan kalo Facebook bakal mencopot tombol IGTV yang biasanya ada di pojok kanan atas, di sebelah ikon DM (Direct Message).
Dilansir dari TechCrunch, Senin (20/01/2020), Instagram berencana untuk mencopot ikon IGTV yang biasanya bisa diakses lewat halaman utama aplikasi. Alasannya, Instagram menemukan kalo tombol IGTV ini jarang dikunjungi pengguna untuk melihat konten-konten video durasi panjang.
“Yang kami pelajari ternyata menunjukkan bahwa pengguna lebih banyak menemukan konten IGTV lewat preview yang muncul di feed Instagram, channel IGTV di pencarian, profil konten kreator serta aplikasi mandirinya. Ya, sangat sedikit yang menekan tombol IGTV yang terletak di sisi kanan atas dari layar Home aplikasi Instagram,” jelas juru bicara Facebook.
Pencopotan ikon ini bukan berarti kamu nggak bisa mengakses atau membuat konten-konten untuk IGTV lagi. Tombol ini hanyalah salah satu saluran menuju IGTV saja. Seperti sudah dijelaskan di atas, kamu masih bisa menemukannya lewat feed Instagram, kanal Instagram yang muncul di pencarian, atau profil dari konten kreator dan aplikasi mandiri.
Baca juga:
Tentu saja ini bukanlah keputusan mudah. Akan tetapi, perubahan perlu dilakukan agar bisa memberi layanan yang memudahkan pengguna; baik dalam menemukan konten yang sesuai maupun membagikan konten bikinan sendiri.
“Kami selalu bertujuan untuk menjaga Instagram sesederhana mungkin. Maka dari itu kami mencopot ikon tersebut, berdasarkan temuan ini dan respon dari komunitas pendukung,” terangnya.
Akan tetapi, persaingan di platform berbagi video bukanlah hal yang mudah. Sudah ada YouTube yang menjelma layaknya Goliath dalam hal platform berbagi video. Sementara banyak pihak mengklaim kalo IGTV bakal menyaingi YouTube, yang terjadi malah sebaliknya: TikTok muncul dan berkembang di luar perhitungan.
Memang, dari segi usia, TikTok jauh lebih tua dibandingkan IGTV. Akan tetapi, berdasarkan data yang diambil penulis dari tools Sensor Tower, ada temuan menarik: jumlah pengunduh aplikasi TikTok jauh melampau IGTV; bahkan sekalipun periodisasi waktunya disamakan!
Seperti kita tahu, IGTV mulai diluncurkan bulan Juni 2018. Dan sejak saat itu, IGTV baru diunduh sebanyak 1,1 juta kali oleh pengguna dari berbagai penjuru dunia. Di sisi lain, TikTok malah sudah diunduh sebanyak 1,15 milyar pengguna sejak bulan Juni 2018.
Di Amerika Serikat saja, TikTok diunduh 80,5 juta orang. Dibandingkan dengan Instagram, yang hanya diunduh sebanyak 1,1 juta orang. Lalu pertanyaannya, apa yang mengakibatkan IGTV kehilangan pesonanya di mata pengguna?
Baca jugqa:
Dari segi fitur, tak ada perbedaan yang terlalu mencolok di antara keduanya. Kedua aplikasi berbagi video ini sama-sama menawarkan ragam filter yang bisa bikin video jadi terlihat unik, lucu, dan merangsang kreativitas pengguna.
Akan tetapi, menurut Josh Constine dari TechCrunch, ada satu masalah besar yang dihadapi IGTV: ketidakjelasan skema monetasi video.
Tak seperti YouTube atau fitur Facebook Watch, user nggak bisa mendapatkan pembagian iklan dari video yang diunggah di IGTV. Selain itu, pengguna juga nggak bisa mendapatkan skema penjualan konten eksklusif, seperti yang ditawarkan oleh Facebook, Patreon, dan Facebook.
Satu-satunya dukungan finansial dari Facebook hanya diberikan pada kreator IGTV yang sudah menjalin kerja sama secara resmi saja. Itupun dalam bentuk reimbursement dana produksi video dari beberapa selebritis.
Sementara itu, ada banyak ketentuan yang harus dilewati kreator agar mendapatkan reimbursement ini. Dilansir dari Bloomberg, ketentuan-ketentuan itu antara lain nggak bermuatan politik, isu sosial, hingga menggiring opini selama pemilihan umum di satu wilayah.
Maka dari itu, pendapat penulis, kalo Instagram masih peduli dengan IGTV, ada baiknya untuk segera mencari formula agar setiap video kreasi pengguna bisa mendapatkan monetasi yang setimpal. Setidaknya, bisa menunjukkan niat baik dari platform untuk menjaga komunikasi, baik dengan pengguna umum maupun komunitas yang turut meramaikan media sosial ini.
Baca juga: