Android tanpa Google dan Google Mobile Services (GMS) barangkali adalah konsep yang asing bagi sebagian besar konsumen. Satu hal mendasar yang bisa mengubah pengalaman kita dalam menggunakan smartphone Android sehari-hari.
Dan dipicu tensi politik yang semakin memanas antara China-Amerika Serikat, Huawei pun menghadapi tugas yang nggak bisa dielak untuk meyakinkan dunia dan masyarakat di luar China. Ya, mereka wajib meyakinkan kalo sistem operasi yang dikembangkannya mampu bersaing atau minimal memberikan pengalaman serupa dengan Android.
Tahun lalu, ketika hubungan diplomatik kedua negara tengah memanas, Huawei mengawali langkah ini dengan membagi rencananya untuk menggunakan sistem operasi sendiri pada perangkat. Sistem operasi ini disebut HarmonyOS.
Akan tetapi, sistem operasi tanpa toko aplikasi adalah sesuatu yang sia-sia. Pasalnya, sistem operasi baru tentu saja nggak mendukung penggunaan Google Play. Oleh karena itu, pada bulan Desember lalu, raksasa teknologi asal China ini pun menyatakan rencananya untuk menghadirkan Huawei Mobile Service
Dalam artikel ini, penulis akan sedikit membandingkan bagaimana pengoperasian Quick Apps, teknologi yang dikembangkan Huawei dan bisa jadi alternatif dari Instant Apps bikinan Google.
Mengenai Huawei Quick Apps
Sebelumnya, sebagai rancangan program Huawei Mobile Services, perusahaan ini sudah mengenalkan Huawei AppGallery, salah satu alternatif toko aplikasi selain Google Play Store. Dan selama menggunakannya, banyak tech-enthusiast mengaku kalo Huawei AppGallery mampu menyediakan layanan yang lebih mendalam bagi platform.
Nah, untuk mengisi ruang keraguan dari banyak pengguna, Huawei pun merilis fitur bernama Huawei Quick Apps. Fitur ini memungkinan pengguna untuk mencoba sebuah aplikasi sebelum meng-install di HP Huawei.
Ada banyak keuntungan yang ditawarkan dari fitur ini. Kita tentu nggak akan menguraikan keuntungan dari segi teknis; yang diklaim Huawei mampu beroperasi lebih efisien dibandingkan Google App Store akibat penggunaan teknologi serta framework yang lebih tertata.
Keuntungan-keuntungan yang bisa dirasakan langsung oleh pengguna antara lain memori HP yang dibutuhkan untuk meng-install satu aplikasi lewat HP Huawei terbukti lebih rendah. Jika Android membutuhkan 64MB untuk mengoperasikan satu aplikasi, Huawei hanya membutuhkan 2MB saja!
Dengan begitu, pengguna pun bisa lebih bebas untuk memasang lebih banyak aplikasi tanpa khawatir kehabisan memori.
Di balik keuntungan, tentu ada kerugian. Ya, kerugian dari menggunakan toko aplikasi bikinan Huawei ini adalah pembatasan perangkat. Hingga saat ini, hanya perangkat-perangkat Huawei dan Honor saja yang baru bisa menggunakan Huawei Quick Apps.
Namun, tenang saja. Nggak lama lagi tampaknya sebagian besar HP China sudah bisa mengoperasikan alternatif Google Play ini, kok. Pasalnya, Huawei mengklaim kalo Huawei Quicks Apps dikembangkan agar kompatibel dengan standar baru yang sudah didukung oleh lebih dari 12 manufaktur besar asal China; yang merepresentasikan 35% dari pasar global dengan lebih dari 1 milyar smartphone yang sudah menyebar.