Fitur edit merupakan fitur yang diinginkan banyak pengguna. Pasalnya melalui edit Tweet, kamu bisa mengubah cuitanmu dengan mudah, apalagi jika ada salah ketik dan sejenisnya.
Namun, jangan salah dulu. Twitter memang sedang mengembangkan fitur terkait penyuntingan tweet ini tapi baru diuji coba. Kabarnya, fitur edit ini tidak sesuai harapan para pengguna.
Dilansir dari The Verge, pengguna menyadari satu hal, yaitu ketika pengguna menghapus reply Tweet, kemudian berusaha membalas reply tersebut, maka tulisan yang sudah dihapus akan ditampilkan lagi.
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengoreksi kesalahan yang ditulis pada teks sebelumnya, kemudian mengirim lagi Tweet tersebut.
Tidak semua pengguna bisa menjajal fitur yang sedang diuji coba. Termasuk pengguna yang ada di Indonesia, tidak dapat menjalankan fitur tersebut.
Meskipun tahap fitur ini baru sekadar uji coba. Jack Dorsey, selaku CEO Twitter, menyatakan bahwa fitur edit Tweet ini tidak akan digunakan dalan Twitter.
Pada saat yang berbeda, melalui interview yang dilakukan oleh Joe Rogan, Jack menyatakan bahwa kemungkinan Twitter menghadirkan edit Tweet tapi hanya jendela yang muncul secara singkat yang membuat pengguna bisa mengubah postingan hingga menjadi cuitan.
Jack mengungkapkan bahwa Tweet dapat diedit dalam waktu singkat yaitu sekitar 5 sampai 30 detik sesudah dikirim. Kondisi ini tergantung pada konteks yang ditulis pengguna, artinya hal ini cukup dinamis.
CEO Twitter itu menegaskan bahwa ia tidak ingin membuat fitur edit dalam waktu yang lama, sebab akan mengurangi posting “real-time” milik Twitter. Postingan Twitter sudah lama berdasarkan pada real-time saja.
Sementara, Kayvon Bykpour, selaku Product Lead Twitter pernah ditanyai terkait fitur ini.
"Sejujurnya, (tombol edit) merupakan sebuah fitur yang perlu dikembangkan di beberapa titik. Namun, fitur ini tidak dalam prioritas kami," ujarnya.
Jack Dorsey memberi alasan kenapa tidak dihadirkan tombol edit, karena hal tersebut akan mengakar pada sifat dasar Twitter.
"Kami mulai sebagai SMS, layanan pesan teks. Dan seperti diketahui, ketika Anda mengirim pesan, Anda tidak bisa menariknya kembali," ungkap Dorsey.
Lebih tepatnya, Jack Dorsey sebenarnya tetap ingin memakai desain lama Twitter. Dengan kata lain, ia ingin mempertahankan desain Twitter yang sudah seperti itu sejak awal.
Walaupun demikian, pimpinan Twitter itu tidak menyangkal akan kemunculan tombol edit. Hal ini berguna untuk mengoreksi typo pada cuitan yang sudah diunggah. Di sisi lain, ia menyadari bahwa aktivitas mengedit cuitan dapat mengubah informasi yang sudah ditulis dan diposting.
Baca juga: