Menjelang akhir tahun, hampir semua produsen smartphone di seluruh dunia berlomba-lomba meluncurkan produk-produk andalannya. Mulai dari Samsung Galaxy Note 10 Series, Xiaomi Mi Mix Alpha, Huawei Mate 30 Series, dan lainnya, kini giliran OnePlus yang terkenal dengan jargon "Flagship Killer" ini membawa OnePlus 7T.
Tidak jauh begitu berbeda dengan saudara kandungnya, OnePlus 7 Pro, perangkat terbaru ini berukuran lebih kecil dan dibanderol dengan biaya yang lebih terjangkau yaitu seharga 599 dolar AS (Rp8,5 juta) atau 70-100 dolar AS lebih murah dari OnePlus 7 Pro. Perangkat ini baru akan tersedia pada 18 Oktober mendatang.
Namun, harga yang lebih rendah itu bukan berarti 7T adalah ponsel yang lebih murah daripada 7 Pro. Faktanya, ia punya berbagai macam fitur terbaru bahkan punya desain kamera yang kekinian.
Fitur utama yang dihadirkan oleh 7T adalah tampilan 90Hz. Layarnya sendiri sedikit lebih kecil dan memiliki resolusi yang sedikit lebih rendah daripada Pro. Ponsel ini mengusung panel OLED 1080p berukuran 6,55 inci. Berkat refresh rate 90Hz, setiap interaksi bisa berjalan dengan halus.
Lebih lanjut, ponsel ini juga mengusung tiga kamera belakang, yang terdiri dari lensa utama beresolusi 48MP dengan bukaan lensa f/1.6, lensa ultra-wide (120 derajat) beresolusi 16MP dengan bukaan lensa f/2.2, dan lensa telefoto 12MP dengan 2x optical zoom.
Sementara untuk kamera depannya sudah disematkan lensa 16MP. Berbeda desain dengan OnePlus 7 Pro yang menggunakan mekanisme pop-up kamera selfie, kini kamera depan OnePlus 7T diletakkan di dalam poni layar ponsel tersebut.
Urusan dapur pacu juga mengalami peningkatan, OnePlus 7T kini ditenagai prosesor Snapdragon 855 Plus bukan Snapdragon 855 yang digunakan di OnePlus 7 Pro. Prosesor tersebut dipadukan dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB. Sementara untuk varian 256GB hanya akan tersedia di Tiongkok dan India saja.
Salah satu nilai jual dari OnePlus adalah penggunaan sistem operasi Oxygen OS racikan sendiri yang berbasis sistem operasi Android 10. OS tersebut dirilis pada Maret lalu. Meski racikan sendiri, OS ini tetap ringan dalam hal antarmuka pengguna serta desain, ditambah dengan beragam pilihan kustomisasi.
Sebagai sumber tenaganya digunakan baterai berkapasitas 3.800 mAh yang mendapat dukungan pengisian cepat dari Warp Charge 30T. Warp Charge 30T ini memiliki kemampuan 23 persen lebih cepat daripada Warp Charge 30 yang ada di 7 Pro.
Inovasi pengisian daya cepat ini menjanjikan mampu mengisi daya dari 0-100 persen hanya dalam dalam waktu 60 menit. 7T juga memiliki speaker stereo yang keras dan mengesankan meski tidak sebagus Galaxy Note 10 atau iPhone 11 Pro, namun masih terdengar cukup bagus.
Sayangnya, ponsel ini tidak dibekali dengan jack headphone atau USB Type-C ke headphone di dalam dus. Anda harus mengandalkan headphone Bluetooth untuk mendengarkan musik atau membeli dongle khusus agar bisa menyambungkan headphone ke ponsel.
Sejak tahun 2014, ketika perusahaan meluncurkan OnePlus One pertamanya, OnePlus telah memgumpulkan reputasi untuk membuat ponsel dengan spesifikasi premium namun tetap ramah dompet atau terjangkau. Dan sementara tiap tahunnya harga ponsel OnePlus terus meningkat jika dibandingkan dengan merek lainnya.