Layanan perpesanan singkat di bawah naungan Facebook, yakni WhatsApp baru saja dilaporkan berhasil menembus 2 miliar pengguna di seluruh dunia, naik dari 1,5 miliar dan 1 miliar pengguna pada tahun 2018 dan 2016.
Dalam postingan di blog resminya disebutkan juga bahwa itu hampir menyusul jumlah pengguna Facebook yang saat ini memiliki 2,5 miliar pengguna.
Sebelumnya pada bulan lalu, WhatsApp juga menjadi layanan perpesanan instan yang terbaik di dunia dalam hal jumlah unduhan. Aplikasi tersebut telah diunduh sebanyak lebih dari lima miliar kali di Google Play Store.
"Kami bersemangat untuk membaginya, bahwa mulai hari ini, dukungan WhatsApp sudah lebih dari dua miliar pengguna di seluruh dunia," tulis perusahaan seperti dikutip dari laman blognya.
Bersama pengumuman ini, WhatsApp juga menegaskan komitmennya terhadap keamanan pengguna. Karenanya, perusahaan mengatakan enkripsi end-to-end merupakan pengaturan bawaan di aplikasi.
"Enkripsi yang kuat mirip dengan gembok digital yang tidak dapat dirusak, menjaga informasi yang dikirimkan lewat WhatsApp aman, juga melindungi pengguna dari hacker dan kriminal," tulis perusahaan.
Menurut perusahaan, enkripsi yang kuat saat ini merupakan kebutuhan di kehidupan modern. Karenanya, mereka memastikan tidak ada kompromi soal keamanan, mengingat hal itu akan membuat orang merasa kurang aman.
"Sebagai perlindungan tambahan, kami bekerja dengan ahli keamanan terbaik, menggunakan teknologi mumpuni, tanpa mengorbankan privasi," tulis perusahaan lebih lanjut.
CEO WhatsApp Will Cathcart mengatakan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk menonaktifkan enkripsi pada layanannya.
Tonggak dua miliar adalah prestasi besar untuk WhatsApp, yang memperoleh popularitas besar tanpa pemasaran di pasar berkembang seperti India, di mana panggilan dan teks cukup mahal bagi kebanyakan orang. Tak ada aplikasi di India saat ini yang memiliki penetrasi lebih besar dari WhatsApp.
Di masa depan, Cathcart mengatakan bahwa perusahaan sedang bekerja untuk membuat layanan tersebut dapat dioperasikan sekaligus dengan Instagram dan Facebook Messenger sesuai dengan rencana yang diumumkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg tahun lalu.
Namun, Cathcart mengakui rencana penggabungan ini mungkin memiliki keterbatasan, dengan beberapa fitur yang ada pada layanan pesan seperti Messenger yang tidak diterjemahkan ke dalam WhatsApp.