Vivo akhirnya merilis jam tangan pintar perdana mereka, yakni Vivo Watch. Jam tangan ini hadir dengan desain premium dan beberapa fitur jempolan. Harganya 1.299 yuan (Rp2,8 juta).
Vivo Watch hadir dalam dua model berbeda berdasarkan ukuran bingkai dan desain. Ini tersedia dalam versi 46mm dan 42mm. Versi 46mm mengemas layar AMOLED 1,39 inci dengan resolusi 454 × 454 piksel. Di sisi lain, versi 42mm menampilkan layar AMOLED 1,19 inci dengan resolusi 390 × 390 piksel.
Dalam hal desain, jam tangan ini menggunakan bodi baja tahan karat yang lebih tangguh dari paduan aluminium biasa dan dapat dengan mudah menahan keausan dan keringat sehari-hari.
Bezelnya terbuat dari keramik presisi yang menurut Vivo membutuhkan waktu hampir dua bulan untuk menyelesaikan proses rumit yang mengharuskan baja disinter pada suhu 1400 derajat Celsius. Jadi, kekerasannya 4 kali lipat dari baja tahan karat.
Dari segi tali, ada dua opsi untuk model Vivo Watch, yakni tali kulit Nappa dan tali Fluoroelastomer. Di antaranya, tali kulit yang dipilih dari kulit kepala banteng, yang menjaga tekstur alami, kehalusan dan memiliki sentuhan lembut.
Lebih lanjut, jam tangan ini dilengkapi dengan enam sensor bawaan termasuk oksigen darah, akselerometer, tekanan udara, geomagnetisme, cahaya sekitar, pemosisian, dll. Sistem pemosisian mendukung empat sistem global utama, termasuk Beidou domestik, yang lebih akurat daripada pemosisian sistem ganda yang sudah umum.
Sebagai pelacak olahraga dan kebugaran, Vivo Watch mendukung 11 jenis pemantauan olahraga, termasuk lari di luar ruangan, berenang, bersepeda, mendaki gunung, dan sebagainya.
Jam tangan baru ini juga mendukung pemutaran musik, kartu lalu lintas NFC, kartu akses, dan asisten suara JOVI. Dari segi daya tahan baterai, Vivo Watch versi 42mm memiliki daya tahan baterai hingga 9 hari.
Belum ada kabar tentang ketersediaan atau rilis global.