Salah satu faktor yang menentukan performa dan efisiensi dari sebuah prosesor terletak pada jumlah transistor yang dimilikinya. Untuk mengakomodasi lebih banyak transistor pada sebuah chip, ukurannya perlu dikurangi. Ini dikenal sebagai "Hukum Moore" yang menyatakan jumlah transistor pada mikroprosesor harus berlipat ganda setiap dua tahun dengan mengurangi ukurannya.
Prosesor terbaik saat ini adalah proses 7nm, yang diharapkan akan diganti dengan 5nm pada akhir tahun ini. Namun, sebelum itu, Taiwanese Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) kini telah mengungkapkan bahwa mereka telah memulai R&D untuk chipset 2nm.
Dalam laporan keuangan tahunan terbarunya kepada para pemegang saham, TSMC telah mengumumkan bahwa telah memulai penelitian dan pengembangan untuk chipset 2nm pada tahun 2019.
Perusahaan manufaktur semikonduktor itu juga dikabarkan akan segera menghadirkan chipset ponsel 5nm Apple generasi berikutnya dan chipset Kirin 1020 Huawei yang dijadwalkan rilis pada kuartal terakhir tahun ini.
Dalam konteksnya, chipset 2nm itu akan dapat menampung transistor 3,5 kali lebih banyak daripada prosesor mobile 7nm terbaik yang saat ini tersedia di pasar. Selain itu, mereka juga mengungkapkan roadmap untuk prosesor 3nm pada pekan lalu, yang berjalan sesuai rencana. Produksi gelombang pertama diharapkan dimulai pada tahun 2021, diikuti oleh volume produksi lainnya pada paruh kedua 2022.
Satu-satunya pesaing utama untuk TSMC adalah Samsung, namun, mereka belum memproduksi chip 5nm secara massal dan bahkan telah menunda chipset 3nm hingga 2022 karena pandemi COVID-19.
Namun demikian, meskipun TSMC telah mulai bekerja pada chip 2nm, kami tidak akan dapat melihatnya dalam waktu dekat. Yang paling awal yang kita harapkan siap untuk diproduski massal adalah pada tahun 2025.
TSMC mengungkapkan bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup berjalan baik selama kuartal pertama 2020. Menurut laporan, perusahaan manufaktur semikonduktor itu berhasil membukukan keuntungan sebanyak 3,9 miliar dolar AS atau Rp60,4 triliun selama kuartal pertama 2020.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (kuartal pertama 2019), total keseluruhan pendapatan TSMC meningkat sebesar 42 persen. Pada kuartal pertama 2020, chipset dengan teknologi anyar berkontribusi cukup banyak pada keuangan perusahaan.
Penjualan chipset dengan sistem fabrikasi 7nm berkontribusi 35 persen dari pendapatan TSMC di kuartal pertama 2020. Chipset bersistem fabrikasi 16nm berkontribusi 19 persen sementara chipset bersistem fabrikasi 10nm berkontribusi sebanyak 0,5 persen di kuartal pertama 2020.
Setelah proses fabrikasi 7nm, TSMC juga akan memproduksi secara massal chipset dengan fabrikasi 5nm generasi selanjutnya. Sebelumnya, produksi chipset fabrikasi 5nm diharapkan dimulai pada semester pertama 2020.