Smartfren, operator telekomunikasi Indonesia, bekerja sama dengan ZTE, raksasa teknologi asal Cina yang sukses mengembangkan teknologi jaringan teerbari, menguji coba penerapan teknologi seluler generasi kelima, atau 5G, untuk manufaktur. Pelaksanaan uji coba ini sendiri dilakukan pada salah satu pabrik milik PT Sinarmas Agro Resources and Technology (Smart) Tbk di Marunda, Jakarta Utara, Senis(19/8).
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menjelaskan jika uji coba teknologi tersebut menggunakan kamera 360 derajat pada di jalur logistic pengiriman barang PT Smart Tbk. Kamera itu dikoneksikan dengan jaringan 5G, yang mana hasilnya bisa dilihat melalui headset virtual reality secara real time.
FYI, seluruh proses operasional penyimpanan barang di pabrik itu sudah dijalankan menggunakan robot. Dan dengan menggunakan headset VR, penggunanya bisa seolah-olah berdiri langsung di tempat kamera terpasang. Jadinya, pengguna pun bisa memantau secara langsung keseluruhan proses dan area logistic.
“Bayangkan, jika sskala penerapannya lebih besar dan tidak hanya di sekitar lingkungan pabrik, tetapi berbeda kota, maka operator (pabrik) tidak perlu berada di lokasi untuk melakukan fungsi pemantauan, sehingga lebih efisien,” jelas Merza di PT Smart Tbk Refinery, Marunda, Jakarta Utara, kemarin.
Menurut Merza, uji coba ini dilakukan sebagai demonstrasi atas penerapan jaringan 5G pada industry manufaktur bisa meningkatkan efisiensi waktu, meminimalisir kecelakaan kerja, dan meningkatkan akurasi plus kualitas produk.
Menurut Merza, peningkatan sisi telekomunikasi tak bisa dipisahkan dan bisa menjadi landasan dari tercapainya visi Indonesia Unggul,, visi pemerintah yang dicapai melalui program Roadmap Making Indonesia 4.0.
“Mengapa? Karena di era Industri 4.0 semuanya bakal berbasis digital. Salah satunya adalah human and machine interface,” terang Merza yang sudah menjabat sebagai Presiden Direktur sejak tahun 2015 ini.
Merza menjelaskan, banyak kelebihan yang diberikan oleh layanan jaringan 5G dibandingkan pendahulunya. Dan dalam skala industry, kelebihan tersebut bisa dilihat langsung kala operator menemukan adanya kesalahan pada sistem di jalur logistic dan pengiriman.
“Saat kesalahan ini ditemukan, operator pun cukup meluncurkan drone pemantau untuk kemudian melihat dan mengidentifikasi letak masalah tanpa harus berada di lokas,” paparnya.
Dengan begitu, kemungkinan akan terjadinya kecelakaan kurang pun bakal berkurang, seiring dengan peningkatan jumlah operator yang tidak perlu berada di lapangan.
Dalam mengujicoba kelebihan jaringan 5G di Indonesia, Smartfren bekerja sama dengan raksasa asal Cina, ZTE. Dalam siaran pers, dijelaskan jika Smartfren menggunakan frekuensi khusus 28 GHz. Dan saat uji coba dilakukan, kecepatan maksimal dari proses didownload mencapai 8,7 Gbps!
Melihat fakta ini, Merza pun memperkirakan jika kehadiran teknologi 5G di Indonesia nantinya bakal membuka lebih banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas. Di sisi lain, bakal muncul proses automatisasi, industry, proses pemantauan real-time, dan pengimplementasian teknologi Augmented Reality (AR) yang lebih baik.