Sony melakukan organisasi ulang pada tiga divisi di perusahaannya, yaitu Sony Mobile Communication, Imaging Products & Solutions, dan Home Entertainment & Sound. Sebagaimana terlampir dari siaran pers yang dirilis Sony pada pekan lalu, ketiga divisi ini dilaporkan akan digabungkan menjadi Sony Electronics Corporation.
Divisi baru tersebut dilaporkan baru akan beroperasi secara efektif mulai tanggal 1 April mendatang. Hal ini berarti bisnis ponsel, kamera konsumer, TV, dan hardware Home Audio Sony akan dibawah kendali satu divisi baru tersebut.
Penggabungan tiga divisi ini menjadi satu ditujukan agar perusahaan dapat mengintegrasikan produk berbeda namun saling terkait ini secara lebih baik, serta mengoptimalkan struktur internal dari perusahaan dan menjadi secara keseluruhan lebih kompetitif.
Selain itu, terkait dengan upaya penjualan dan pemasaran, manufaktur, logistik, pengadaan dan teknisi untuk divisi ini akan dikombinasikan guna memperkuat upaya tersebut dan meningkatkan keuntungan perusahaan dari divisi baru tersebut.
Sony Interactive Entertainment, yang memproduksi konsol PlayStation dan mengembangkan game untuk konsol tersebut, merupakan satu-satunya divisi elektronik terfokus kepada konsumen yang tetap menjadi divisi yang independen atau mandiri.
Hal ini tidak mengejutkan sebab Sony Interactive Entertainment menampilkan performa yang baik secara finansial. Sementara itu, divisi sensor gambar dan divisi peralatan profesional seperti kamera untuk studio, peralatan siaran dan sebagainya, juga tidak akan terdampak oleh organisasi ulang perusahaan ini.
Bisnis Sony lainnya yaitu musik dan film serta medis dan finansial juga tidak terdampak pada perubahan yang terjadi dalam perusahaan asal Jepang ini. Sebelumnya, bukan cuma industri gadget yang dipastikan bermasalah akibat pandemi Covid-19. Industri perangkat kamera juga dikabarkan ikut terusik.
Sebab, sebagian besar markas besar merek kamera berada di Jepang, dan fasilitas produksi yang dimiliki berada di Tiongkok. Jadi operasional bisnis maupun produksi perangkat sama-sama terganggu. Sehingga beberapa merek menyatakan bahwa produksi perangkat terbaru atau yang tersedia di pasar akan menjadi terlambat dari waktu rilis yang ditentukan.
Selain itu, merek seperti Fujifilm dan Canon sudah berkomitmen kepada negaranya untuk mengalihkan produksinya untuk kebutuhan medis. Dampaknya secara bisnis, merek tersebut akan mengalami kerugian.