Setelah mengambil pasar India dan Indonesia, Xiaomi kini berencana untuk memperluas bisnisnya di Jepang. Menurut laporan terbaru dari Nikkei Asian Review, Wang Xiang, Kepala Operasi Internasional di Xiaomi, raksasa teknologi Tiongkok itu berencana akan memperkenalkan serangkaian perangkat dan smartphone pada tahun 2020.
Meskipun belum ada konfirmasi tanggalnya, Wang menyatakan bahwa "Kita harus dapat segera hadir di Jepang pada tahun 2020. Semakin cepat semakin baik."
Saat ini, daftar produk yang berencana diperkenalkan oleh Xiaomi masih dalam tahap pengembangan. Menurut Wang, perusahaan berencana untuk menawarkan perangkat yang akan dinikmati oleh masyarakat Jepang.
Dia mengklaim Xiaomi sedang mencari perusahaan telekomunikasi lokal untuk bermitra, tanpa menyebutkan nama. Seperti AS, perusahaan telekomunikasi adalah distributor smartphone terbesar di Jepang. Perusahaan smartphone yang tidak memiliki ikatan biasanya berjuang untuk mendapatkan pijakan di negara ini.
Dalam sesi media interaktif pada 4 Oktober lalu, Wang mencoba mengecilkan kekhawatiran tentang privasi data dengan perusahaan Tiongkok. Dia merujuk pada rangkaian sukses Xiaomi di Eropa selama dekade terakhir di mana perusahaan tersebut terjun ke berbagai pasar Eropa.
Dia berkata, "Kami bekerja sama dengan perusahaan teknologi seperti Google, dan memiliki rekam jejak yang bersih dalam mematuhi undang-undang data pribadi di Eropa. Kami akan melakukan hal yang sama di Jepang."
Pemasok smartphone terbesar keempat di dunia, Xiaomi berencana untuk secara proaktif membangun saluran ritel di luar Tiongkok. Pada 30 Juni 2019, Xiaomi mengoperasikan 520 Mi Home Store di luar Negeri Tirai Bambu tersebut, mencatat pertumbuhan Year-to-Year lebih dari 90 persen.
Menurut Akira Sugawara, Analis Pasar Senior di IDC, "Jepang saat ini sedang dalam tahap pengembangan untuk mengadopsi spektrum 5G. Momen ini bisa digunakan Xiaomi untuk masuk ke Jepang, karena sebagian besar produsen ponsel pintar Jepang mengincar kategori premium."
"Xiaomi mungkin menemukan peluang sempurna karena kesenjangan antara permintaan pasar dan penawaran meningkat. Bahkan di sektor 4G, konsumen Jepang mencari perangkat yang bernilai baik. Jika Xiaomi berhasil menawarkan produknya dalam batas 250-400 dolar AS, itu pasti cukup berhasil, " kata Sugawara melanjutkan.