Untuk kali pertama, Oppo menjadi vendor smartphone nomor satu di Indonesia, menggeser juara bertahan Samsung dan rival senegaranya, Xiaomi. Setidaknya itu yang ditunjukkan Perusahaan analisis jaringan teknologi dan ponsel pintar, Canalys dalam laporan terbarunya.
Canalys mencatat, selama periode April hingga Juni 2019, Oppo berhasil menduduki posisi puncak pasar smartphone Tanah Air. Pangsa pasar Oppo di indonesia dalam periode itu mencapai 26 persen, tumbuh 54 persen secara Year of Year (YoY). Sedangkan Samsung meraih pasar 10 persen dengan penumbuhan sebesar 24 persen.
“Tentunya menjadi sebuah kebanggaan kami dapat meraih posisi pertama dalam marketshare penjualan smartphone di Indonesia, pada kuartal kedua ini, dukungan terbesar dari konsumen dan O-Fans lah yang membuat kami dapat meraih posisi ini,” ujar Aryo Meldianto A, PR Manajer Oppo Indonesia melalui keterangan resminya.
Beberapa tipe, seperti A1k, A5s , F11, F11 Special Online Edition adalah sekian dari faktor pendorong dari keberhasilannya dalam menduduki pasar smartphone di Indonesia. Perangkat-perangkat tersebut turut memberikan kontribusi besar terhadap angka market share di kuartal ini
Menurut Aryo, strategi Oppo untuk menguasai pasar kelas menengah di tanah air sudah cukup tepat. Dengan terus menghadirkan fitur-fitur perangkat keras premium untuk berada pada perangkat kelas menengah, agaknya menjadi sebuah kunci kesuksesan Oppo untuk menguasai pasar Indonesia.
Tak hanya itu, menurut Canalys, keberhasilannya Oppo itu juga disebabkan aktivitas penjualan secara ritel di toko-toko (offline). Aryo pun membenarkan hal tersebut. "Kami merasa strategi kami yang sangat kuat pada jaringan luring juga menjadi penyebab mengapa Oppo bisa mendapat pencapaian seperti ini," imbuhnya.
Lebih lanjut Aryo mengatakan, pendekatan terhadap konsumen muda juga dilakukan Oppo dengan memperhatikan desain tampilan dari produk Oppo itu sendiri.
Kembali ke laporan Canalys, posisi ketiga ditempati oleh Xiaomi dengan pangsa pasar sebesar 19 persen. Sementara pertumbuhan bisnis vendor asal Beijing, Tiongkok itu justru turun 9 persen secara YoY. Ini menjadi rapor merah Xiaomi yang harus diperbaiki agar bisa naik lagi.
Di posisi keempat ada Vivo dengan pangsa pasar 15 persen. Vendor ponsel yang juga berpusat di Guangdong itu justru malah mencatatkan pertumbuhan bisnis terbesar mencapai 65 persen.
Sedangkan posisi terakhir ditempati si pendatang baru, yakni Realme dengan pangsa pasar hanya sebesar 7 persen. Sayangnya, tidak ada data pertumbuhan bisnis dari vendor ponsel yang berbasis di Shenzen, Tiongkok ini.