Google diketahui mengindeks tautan undangan grup WhatsApp yang mana seharusnya bersifat privasi. Artinya, hanya dengan pencarian sederhana lewat Google saja orang lain bisa menemukan untuk kemudian bergabung dengan beragam grup chat yang tersedia.
Bahkan, berdasarkan uji coba yang dilakukan jurnalis Motherboard, mudah banget untuk menemukan grup privat WhatsApp hanya menggunakan kata kunci yang spesifik saja. Memang, yang lebih banyak keluar adalah grup berbagi video porno.
Meskipun begitu, kenyataan ini tetap saja menjadi cacat tersendiri untuk aplikasi milik Facebook ini. Pasalnya, grup chat WA seharusnya bersifat privat. Artinya, hanya berisikan orang-orang yang saling mengenal atau telah diundang secara resmi saja.
Padahal, seperti kita tahu, setiap anggota bisa mengakses nomor kontak serta akun dari anggota lain yang terdaftar dalam grup yang sama. Dan ketika ada orang asing yang tiba-tiba masuk, bukankah keamanan data jadi satu hal krusial yang patut dipertanyakan?
Contohnya, coba deh bayangkan betapa awkward suasananya ketika grup yang berisikan teman-teman kantor dan menjadi tempat ghibah malah dimasuki bos. Tanpa diketahui dan tanpa diundang satu pun anggota. Cukup bikin bulu bergidik, bukan?
Namun, tenang saja. Itu cuma pembayangan aja, kok. Soalnya, yang dibagikan sebagian besar adalah grup-grup porno, forum diskusi, sampai konspirasi yang berasal dari beberapa negara Eropa dan Asia Tenggara.
Baca juga:
Temuan ini awalnya dibagikan oleh jurnalis DW News, Jordan Wildon, melalui akun Twitter pribadi, @JordanWildon. Dalam cuitan tersebut, Jordan menuliskan kalo grup chat WA milik pengguna ternyata nggak seaman yang dipikirkan.
“Fitur Invite to Group via Link membuat grup bisa diindeks Google dan kini tautan itu tersedia di internet. Cukup dengan keyword sederhana aja, kamu bisa menemukan… grup… yang menarik,” tulis Jordan lewat Twitter.
Tak lama, cuitan tersebut mengundang komentar dan tanggapan netizen. Dan salah satu yang menanggapinya dengan uraian mendalam adalah leaker populer, Jane Manchun Wong.
Berdasarkan penelusuran Jane, kebocoran ini terjadi merupakan kesalahan pihak teknisi WhatsApp dan mengakibatkan lebih dari 470 ribu tautan undangan grup WA diindeks mesin pencari.
“Seharusnya robot.txt diatur sebagai ‘Disalow’ atau meta tag diisi dengan kode ‘noindex’,” cuit Jane.
Temuan ini didapat Jane setelah dirinya mengetikkan, “site:chat.whatsapp.com” di laman mesin pencari. FYI, itu merupakan tautan yang mengarahkan pengunjung pada halaman undangan WhatsApp grup.
Baca juga:
Alih-alih mengakui hal ini sebagai kecerobohan teknisi, seperti diberitakan Vice, juru bicara WhatsApp dan Facebook diketahui malah melimpahkan tanggung jawab tersebut pada admin grup.
“Admin grup chat WA bisa mengundang pengguna WA lain untuk bergabung dengan membagikan tautan yang sudah di-generate. Dan kalo konten tautan tersebut dibagikan di kanal publik, maka tautan undangan ini bisa ditemukan oleh semua pengguna WhatsApp. Diharapkan, pengguna atau admin grup bisa membagikan tautan tersebut pada orang-orang yang dikenal atau dipercaya. Baiknya juga jangan diunggah ke website yang bisa diakses publik,” terang jubir WhatsApp seperti dilansir dari Vice, Senin (24/02/2020).
Sedangkan juru bicara Google, Danny Sullivan, menyampaikan jika kemunculan tautan grup chat WA di mesin pencari adalah sifat alami dari search engine itu sendiri. Oleh karena itu, jika sebuah situs tak menginginkan jenis konten tertentu diindeks Google, webmaster bisa menggunakan tools yang sudah dibuatkan Google.
Kesalahan ini sudah diperbaiki WhatsApp pada hari Sabtu (22/02/2020) lalu. Kini, pengguna sudah tak bisa lagi mengakses tautan grup chat WA lewat mesin pencari. Diketahui, WhatsApp sudah menambahkan meta tag ‘noindex’ pada tautan undangan grup chat.
Sedangkan menurut percobaan penulis, masih mudah menemukan beberapa tautan yang berisi grup chat WA. Tapi ketika penulis masuk ke tautan tersebut, sudah tak bisa lagi dibuka. Ya, masalah pun usai.
Hanya saja, jawaban yang diberi kedua raksasa masih kurang memuaskan banyak netizen. Apalagi jika mengingat hal ini bukanlah kebocoran Facebook yang pertama. Tampaknya, keamanan data bakal tetap jadi isu yang menahan langkah Facebook untuk jangka waktu yang lebih lama. Tampaknya.
Baca juga: