Baru-baru ini dikabarkan bahwa Pornhub mengumumkan bahwa mereka mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu menghapus jutaan video yang diunggah oleh pengguna.
Situs asal Kanada tersebut mengatakan bahwa tindakan itu merupakan “perlindungan paling komprehensif dalam sejarah platform yang dibuat pengguna,” setelah adanya pemberitaan dari media besar AS, New York Times.
Artikel terkait dalam New York Times itu berpendapat bahwa “situs tersebut dipenuhi dengan video pemerkosaan.” Pekan lalu, Pornhub mengumumkan bahwa mereka akan membatasi jumlah unggahan, yaitu hanya pengguna yang sudah terverifikasi saja yang dapat mengunggah video ke website video dewasa tersebut.
Kini, sebagaimana yang dicatat oleh Motherboard, layanan tersebut telah membekukan seluruh video yang tidak diunggah oleh mitra dan model programnya. Konten video yang telah dibekukan akan ditinjau oleh pihak Pornhub pada awal tahun depan.
Layanan tersebut mencatat sebuah pernyataan bahwa model baru ini bisa dibilang yang paling ketat untuk dilembagakan oleh platform konten video dewasa itu. “Ini artinya, setiap potongan konten Pornhub berasal dari uploader yang terverifikasi,” sebagaimana yang diungkap dalam pernyataan tersebut.
“Persyaratan yang belum diterapkan oleh platform lain seperti Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, Snapchat dan Twitter,” tulis pehak mereka dalam pernyataan yang disebutkan di atas.
The Times memberi laporan—sebagian laporan langsung—terkait video eksploitasi. “Aku tidak mengerti kenapa perusahaan mesin pencarian, bank atau kartu kredit harus mendukung perusahaan yang memonetasi pelecehan seksual pada anak-anak atau wanita tidak sadar,” tulis Nicholas Kristof.
“Jika PayPal bisa menangguhkan kerja sama dengan Pornhub, maka American Express, Mastercard dan Visa juga bisa,” tambah Kristof.
Perusahaan besar kartu kredit akhirnya mengikuti langkah tersebut. Pekan lalu, Discover mengumumkan akan memutuskan hubungan dengan perusahaan tersebut. Tindakan ini kemudian diikuti oleh MasterCard dan Visa.
Tindakan-tindakan tersebut membuat Pornhub semakin tertekan dan mau tidak mau harus melakukan tindakan yang lebih agresif daripada yang telah diumumkan.
Dalam sebuah pernyataan, situs tersebut mencatat bahwa kelompok pengawas internet yaitu Watch Foundation menemukan sebanyak 118 kasus pelecehan seksual terhadap anak di platform video dewasa tersebut.
Pihak Pornhub mengatakan bahwa angka “118 itu berlebihan.” Layanan tersebut bertindak defensif dalam laporan itu, meyakini bahwa hal tersebut dipilih karena situs berfokus pada konten dewasa.
“Sudah jelas bahwa Pornhub menjadi sasaran bukan karena kebijakan-kebijakan kami dan dibandingkan dengan rekan-rekan kami, tetapi karena platform kami berisi konten dewasa,” tulis layanan tersebut.
“Ini adalah kekuatan yang sama yang selama 50 tahun menjelek-jelekan Playboy, National Endowment for the Arts, pendidikan seks, hak-hak LGBTQ, hak wanita, dan bahkan American Library Association. Hari ini, terjadi pada Pornhub.”
Baca Juga: