Pasca kota Wuhan dalam posisi lockdown kemarin, Kamis (23/1/2020), beberapa perusahaan teknologi di Tiongkok maju untuk membantu para profesional medis serta penduduk yang memerangi penyebaran Coronavirus di kota tersebut.
Setelah JD.com dan Douyin (TikTok) maju untuk membantu, Xiaomi juga mengumumkan bantuan darurat senilai 300.000 Yuan atau sekitar Rp587 miliar ke kota Wuhan.
Dalam akun Weibonya, Xiaomi mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mengirimkan pasokan medis batch pertama ke Wuhan yang mencakup masker N95, masker medis, dan termometer. Batch pertama dikirim ke kota yang terkena dampak tadi malam.
Peralatan itu diharapkan tiba di markas besar pencegahan dan pengendalian epidemi Wuhan malam ini. Perusahaan menambahkan bahwa mereka sedang memantau status epidemi dan akan terus mengalokasikan persediaan untuk membantu kota tersebut.
Wuhan adalah kota terpadat ketujuh di Tiongkok dengan populasi lebih dari 11 juta penduduk. Mengingat bagaimana sebagian besar penduduk ini tidak diizinkan meninggalkan kota sampai epidemi terkendali, bantuan mengalir dari berbagai bagian negara.
Coronavirus atau virus korona, yang diketahui menyebabkan pneumonia mematikan, dikatakan berasal dari kota Wuhan di Tiongkok. Virus ini bisa menular dan menyebar antarmanusia.
Secara teknis, virus ini memiliki nama 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Virus ini memiliki kedekatan dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome).
Penyebarannya bisa melalui orang yang terinfeksi batuk dan bersin, menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, dan menyentuh benda seperti gagang pintu yang disentuh orang terinfeksi. Sedangkan gejala yang teridentifikasi terinfeksi virus tersebut adalah pilek, batuk, sakit tenggorokan, pusing, dan demam yang sudah terjadi selama beberapa hari.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru.
"Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia," tulis PDPI dalam siaran resminya. Di Amerika Serikat misalnya, coronavirus lebih umum terjadi ketika musim gugur dan musim dingin. Namun, siapa pun dapat terkena infeksi coronavirus kapan saja.
Meski demikian, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mengatakan virus ini belum bersifat darurat. Sehingga tidak perlu dikategorikan sebagai darurat global, seperti virus SARS.