Pandemi virus COVID-19 yang menyebar di seluruh dunia telah mempengaruhi begitu banyak bisnis di dunia, termasuk merek-merek ponsel pintar, salah satunya adalah Samsung.
Wabah COVID-19 telah memaksa perusahaan asal Korea Selatan itu untuk menutup paksa pabrik dan beberapa toko di beberapa negara. Tak hanya itu. Produksi massal chip 3nm Samsung juga telah ditunda hingga tahun 2022 karena pandemi tersebut.
Tak hanya Samsung saja, perusahaan teknologi lainnya seperti Microsoft juga harus menunda berbagai tablet Surface barunya, sementara Nintendo masih terus berjuang untuk perangkat Switch-nya. Apple juga dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menunda peluncuran iPhone 12 dari September hingga akhir tahun ini.
Namun sebuah kabar terbaru menyebutkan bahwa jadwal peluncuran Samsung Galaxy Note 20 dan Galaxy Fold 2 masih on-the-track alias sesuai jadwal dan tidak berubah meski ada pandemi COVID-19. Berbagai sumber di industri Samsung juga mengatakan bahwa Samsung telah bersiap untuk mengumumkan dua perangkatnya itu pada Agustus 2020.
"Persiapan sedang dilakukan untuk peluncuran Galaxy Note dan Galaxy Fold mendatang, tanpa penundaan. Mengenai acara fisik, hal-hal yang belum dibahas, kami sedang mempertimbangkan langkah-langkah seperti acara online," kata pihak Samsung.
Tentu saja, acara peluncuran besar di antara kerumunan orang banyak sangat tidak bijaksana mengingat langkah-langkah sosial jarak jauh saat ini, sehingga Samsung kemungkinan akan mengikuti jejak Huawei dan PlayStation, menawarkan siaran langsung kepada penggemar di seluruh dunia.
Samsung Galaxy Note 20 dilaporkan akan memiliki layar besar dengan layar yang melengkung, S-Pen yang telah didesain ulang yang bisa menjadi stylus paling canggih di planet ini, serta chipset Qualcomm Snapdragon 865 yang mendorong kesuksesan seri Samsung Galaxy S20.
Sedangkan Galaxy Fold 2 dilaporkan akan dibekali layar antara 7,7 hingga 8 inci. Tak cuma itu, untuk melengkapi fungsionalitasnya, Samsung pun akan melengkapinya dengan S-Pen seperti yang digunakan di seri Note.
Krisis kesehatan global yang sedang berlangsung menyebabkan masalah bagi produsen teknologi di seluruh dunia. Pabrik ditutup sebagai pekerja yang mandiri, dan lebih dari satu perusahaan teknologi besar merasakan kesulitan.