Huawei P40 merupakan varian paling rendah di antara saudara-saudaranya, yakni P40 Pro dan P40 Pro+ yang telah resmi dirilis di Indonesia beberapa waktu lalu.
Bentuknya yang compact dan premium membuat smartphone ini nyaman digenggam meski hanya dengan satu tangan. Bagian belakang hanya ada modul kamera berbentuk persegi yang berisikan tiga kamera dan dua LED flash serta tulisan Huawei di sudut kiri bawah.
Bagian layarnya yang penuh membuatnya nyaris tanpa bezel, melengkung di keempat sisi termasuk di atas dan bawah. Dua buah kamera selfie duduk manis di sudut kiri atas. Di sisi samping kanan terlihat ada tombol power dan volume atas dan bawah.
Sedangkan pada sisi bawahnya ada slot SIM Card, lubang port USB Type-C, speaker, dan mikrofon. Sudah tidak ada colokan headphone standar 3,5 mm yang belakangan memang kian ditinggalkan di segmen smartphone high-end.
Untuk spesifikasinya, kita semua sudah mengetahui bahwa P40 hadir dengan layar Flex OLED berukuran 6,1 inci resolusi Full HD+ 1080x2340 piksel. Layarnya ini menawarkan aspek rasio 19,5:9, refresh rate 90Hz, DCI-P3 HDR, dan Anti Blue Light sehingga membuat nyaman jika digunakan dalam waktu yang lama.
Selain itu ada juga pemindai sidik jari yang tertanam di dalam layar. Saat Braintologi mencoba untuk membuka layar pun terasa cepat tanpa ada kendala. Pada bagian layar depan juga ada Face Recognition berbasiskan IR ToF 3D yang tertanam di kamera selfie. Face Unlock ini bisa membuka layar dalam kondisi cahaya apapun.
Untuk dapur pacunya, Huawei P40 mengandalkan Kirin 990 5G yang dipasangkan dengan RAM 8GB dan memori internal 128GB. Khas smartphone papan atas masa kini, pengoperasiannya pun amat lancar tanpa kendala.
Ketika menjajal pertama kali mencoba Huawei P40 ini, Braintologi tidak menemukan satu pun aplikasi Google di ponsel ini efek perang dagang dengan Amerika Serikat. Namun, sistem operasi yang digunakan adalah Android 10 berlapis antar muka EMUI 10.
Selain itu pada saat menyalakan smartphone untuk pertama kalinya, Braintologi juga melihat banyak sekali aplikasi lokal yang sudah terinstal secara otomatis yang kemungkinan itu merupakan bagian dari TKDN yang harus dipatuhi oleh vendor-vendor smartphone yang ingin menjual produknya di Indonesia.
Dengan demikian, App Gallery dari Huawei menjadi andalan untuk mencari aplikasi. Belakangan jumlah aplikasinya semakin lengkap termasuk yang penting. Pengguna juga bisa mengakali akses ke layanan Google atau aplikasi lain, misalnya membuat shortcut versi web.
Handset ini baterainya 3.800 mAh dan dibekali teknologi pengisian super cepat 22,5W, bisa penuh kurang dari sejam. Ia dapat bertahan hidup seharian, bahkan lebih.
Seperti diketahui, P40 memiliki tiga kamera yang semuanya menggunakan Leica Optics. Kamera belakangnya 50MP Ulra-Vision Wide, lensa telefoto 8MP dengan 3x optical zoom, dan lensa ultra-wide 16MP. Sementara fiturnya terdiri dari panorama, HDR, portrait, super macro, aperture, slow-mo, monochrome, AR Lens, Light Painting, time-lapse, underwater, dan lainnya.
Untuk hasil fotonya, berikut beberapa hasil jepretannya:
Dalam kesan pertama menjajal Huawei P40, perangkat ini terlihat menjanjikan dengan desain mewahnya, performa bagus serta kamera sangat unggul. Ketiadaan layanan Google memang menyulitkan, tapi bisa diakali atau dengan membiasakan diri menggunakan Huawei AppGallery. Di Indonesia, P40 dijual di harga Rp9.999.000.