Setelah menghadirkan fitur untuk mencegah perundungan atau bullying pada Oktober lalu, kini Instagram kembali merilis sebuah fitur untuk menangkis berita-berita yang tidak benar atau dengan kata lain hoaks (hoax) serta ujaran kebencian (hate speech).
Facebook sebagai induk dari Instagram pun memberikan alasannya mengapa mereka meluncurkan dua fitur ini yang tak lain demi membuat pengguna Instagram semakin percaya pada layanan tersebut serta konten-konten yang beredar di dalamnya, mengingat saat ini banyak sekali berita-berita hoaks yang beredar di media sosial.
Melalui Facebook Newsroom, Facebook melakukan kerja sama dengan beberapa agensi dengan tugas utama pengecekan cepat. Apakah informasi yang dibagikan termasuk fakta, sebagian salah atau sepenuhnya salah, bisa dicek secara cepat dan mudah.
Nantinya setiap konten dengan keraguan dalam informasi kebenaran yang dibagikan akan mendapatkan label khusus atau diburamkan oleh Instagram sebelum dilihat oleh pengguna.
Terdapat tombol "See Why" di postingan yang dapat diklik untuk mengetahui alasan mengapa konten tersebut diburamkan di halaman "Explore" dan "Hashtag" di Instagram. Selain itu konten tersebut tidak dapat disebarkan (share) ke platform lain, terutama ke Facebook.
Kendati begitu, pengguna masih bisa tetap bisa melihat foto aslinya jika ingin mengetahui konten hoaks yang dimaksud. Pengguna bisa mengklik tombol "See Post" untuk melihat foto yang diburamkan, letaknya di bagian bawah postingan.
Instagram bisa mengetahui foto hoaks dengan mengandalkan teknologi image matching. Teknologi image matching dapat mendeteksi foto di berita yang telah ditandai sebagai hoaks. Jadi, berita yang serupa dapat langsung diredam dan dieksekusi. Meski dianggap positif oleh kalangan masyarakat, fitur ini masih belum dapat menyaring informasi hoaks secara menyeluruh.
Belum lama ini, Instagram juga baru merilis pembatasan usia pengguna setidaknya berusia minimum 13 tahun di sebagian besar negara agar bisa mengakses Instagram. Platform berbagi foto dan video itu bakal menanyakan tanggal lahir pengguna ketika mereka membuat akun baru di Instagram.
Saat ini Instagram merupakan media sosial yang populer digunakan, termasuk di Indonesia. Sebanyak 31 persen pengguna internet berusia 18 sampai 24 tahun telah menggunakan Instagram. Dengan hadirnya fitur anti-hoaks, konten yang mengandung informasi palsu setidaknya bisa berkurang dan bisa dicegah.