Belum lama ini, tim riset dari Cornel University mengumumkan bahwa mereka talah mengembangkan teknologi anyar. Mereka mengklaim telah membuat sebuah sistem earphone yang bisa membaca ekspresi wajah pengguna, meskipun sedang menggunakan masker.
Tim riset itu menamai temuan mereka sebagai C-Face. Pasalnya, C-Face ini bisa mendeteksi kontur pipi dan bisa membuat mimik wajah penggunanya menjadi emoji. Di masa pandemi ini, kehadiran C-Face bakal sangat berguna sekali.
Melalui kehadiran teknologi ini, pengguna bisa mengungkapkan emosinya ketika melakukan panggilan grup atau video call tanpa perlu menghidupkan kamera web untuk menampilkan wajah pengguna.
Pengguna juga bisa menampilkan wajah mereka di depan kamera agar bisa menampilkan mimik muka pengguna yang tengan mengenakan masker.
“Perangkat ini lebih sederhana, tidak terlalu menonjol dan lebih mampu dibandingkan dengan teknologi yang dapat dipasang di telinga untuk melacak ekspresi wajah,” ujar Cheng Zhang selaku direktur Lab SciFi Cornell dan penulis senior makalah tentang C-Face, sebagaimana yang dilansir dari Engadget.
“Dalam teknologi wearable sebelumnya yang bertujuan untuk mengenali ekspresi wajah, sebagian besar solusi yang diperlukan untuk memasang sensor pada wajah dan bahkan dengan begitu banyak instrumen, namun mereka hanya dapat mengenali serangkaian ekspresi wajah yang berbeda.”
Earphone C-Face ini memanfaatkan dua buah kamera RGB yang diletakan di bagian bawah kedua telinga pengguna. Dua kamera itu mampu merekam pergerakan kontur pipi ketika otot wajah penggunanya bergerak.
Gambar akan direkonsutruksi ulang dengan memakai computer vision dan juga model deep learning. Setelah itu jaringan syaraf konfolusional bakal menganalisa gambar 2D lewat 43 titik wajah yang merupakan gambaran dari posisi mata, alis dan bentuk mulut penggunanya.
Teknologi perangkat ini bisa menafsirkan mimik wajah pengguna ke delapan emoji, di antaranya emoji yang menampilkan wajah yang netral atau yang sedang marah. Sistem C-Face ini bakal memakai isyarat wajah agar bisa mengendalikan menu putar pada aplikasi musik yang ada.
Fungsi lainnya, pengguna juga bakal bisa mempunyai avatar sebagaimana dalam sebuah game atau opsi virtual lainnya seperti menampilkan ekspresi seseorang yang sedang emosi sebagaimana aslinya. Para guru yang sedang mengajar kelas online juga bakal bisa mengetahui sejauh mana para murid mereka mengikuti pembelajaran daring.
Tim riset cuma bisa melakukan uji coba perangkat ini melalui 9 sukarelawan saja. Hal ini disebabkan karena Covid-19. Meskipun demikian, tampilan emoju telah mencapai akurasi sebesar 88 persen, sedangkan isyarat wajah telah mencapai 85 persen tingkat akurasinya.
Hingga kini, yang menjadi kendala bagi perangkat ini adalah kapasitas baterai perangkat ini. Di mana kendala tersebut telah membatasi penggunaan teknologi C-Face dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, tim peneliti bakal mengembangkan perangkat ini agar bisa memiliki daya tahan yang lebih lama lagi.
Baca Juga: