Pada saat memilih perangkat atau gadget, salah satu faktor terbesar yang diperhitungkan saat ini adalah ekosistem yang berada di dalamnya. Secara umum, ekosistem biasanya ditandai oleh sistem operasi yang digunakan perangkat tersebut. Lalu di dalam ekosistem tersebut, pengguna dapat memilih smartphone, tablet, atau bahkan jam tangan yang jauh lebih terintegrasi.
"Dunia segera memasuki era di mana segala sesuatu yang dapat terhubung akan terhubung dan pengalaman cerdas akan disampaikan di semua skenario," kata Lo Khing Seng, Wakil Country Director, Huawei CBG Indonesia.
"Perangkat cerdas atau smart devices yang memiliki rangkaian skenario aplikasi menjadi gerbang bagi konsumen untuk merasakan pengalaman yang cerdas."
Dengan latar belakang ini, Huawei Consumer Business Group telah mengajukan strategi ekosistem untuk semua skenario, yaitu "1 + 8 + N". "1" mewakili ponsel, yang akan berfungsi sebagai portal utama.
Untuk pengalaman cerdas; "8" mewakili delapan portal pendukung, termasuk speaker AI, tablet, PC, perangkat wearable, kendaraan yang terhubung, AR / VR, earphone pintar, dan intelligent HD; sementara "N" merupakan singkatan dari perangkat IoT di mana-mana, termasuk pencahayaan, perlindungan keamanan, dan perangkat yang berhubungan dengan lingkungan.
Untuk mewujudkan strategi ini, pada tahun 2018 Consumer BG Huawei membukukan kemajuan signifikan dalam memberikan pengalaman yang cerdas di semua skenario konsumen.
Sepanjang tahun lalu, Huawei telah mencapai terobosan penting dalam bidang bisnis baru, termasuk produk wearable yang menunjukkan peningkatan lebih dari 120 persen dibanding tahun sebelumnya.
Highlight untuk produk wearable ini termasuk Huawei Watch GT, yang diikuti dengan peluncuran Watch GT 2 baru-baru ini di pasar Indonesia, dan earphone TWS yang merupakan earphone pertama mengadopsi teknologi biometrik bone connection dan juga menerapkan Hi-Res Wireless Audio (HWA) standar industri, menjadi pemimpin untuk teknologi audio yang stylish.
Dengan membangun perangkat keras yang memanfaatkan semua aspek, Huawei berkomitmen untuk mewujudkan "The Seamless AI Life" atau kehidupan AI yang mulus, di mana semuanya terhubung dan bekerja bersama secara harmonis.
Headphone nirkabel pintar dan jam tangan pintar, yang ditenagai oleh chip Kirin A1 yang serba guna, adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh Huawei untuk mencapai impian tersebut.
Sejarah Huawei dengan perangkat wearable dan perangkat selain ponsel bisa dilihat dari Huawei Watch GT generasi pertama hingga Huawei Watch GT2 yang lebih baru, serta dengan router Wi-Fi untuk rumah, dan yang terpenting, headphone Freebuds 3 yang akan segera datang ke Indonesia pada Senin, 25 November 2019.
Didukung oleh prosesor chip Kirin A1 dengan Bluetooth 5.1, teknologi memberikan kontribusi untuk efisiensi daya yang lebih baik serta koneksi yang cepat, stabil, dan kuat. Freebuds 3 dirancang untuk bekerja dan beradaptasi dengan berbagai bentuk saluran telinga.
Dengan desain bulat dan berat masing-masing 4.5g, Freebuds 3 juga nyaman digunakan untuk waktu yang lama. Fitur intelligent active noise-cancellation dapat dihidupkan hanya dengan mengetuk dua kali earbud kiri.
Huawei telah mengimplementasikan fitur yang disebut Bone Voice ID pada Freebuds 3 yang akan sangat berguna bagi pengguna saat melakukan panggilan. Teknologi ini membantu membedakan antara suara pengguna selama panggilan dan kebisingan latar belakang dengan mengambil getaran dari pergerakan mulut pengguna.
Dengan menggunakan informasi ini, Freebuds 3 secara otomatis menurunkan kebisingan sekitar, memungkinkan pengguna untuk menikmati panggilan yang kualitas audionya jauh lebih tinggi.
Freebuds 3 akan menggunakan aplikasi Huawei AI Life untuk menyinkronkan di ponsel Android, dan untuk menyesuaikan tingkat pembatalan bising. Aplikasi juga akan berguna untuk menghubungkan Freebuds 3 ke perangkat IoT lainnya untuk bertindak sebagai hub pengendali.