Sejak pemerintah Amerika Serikat melarang Huawei untuk melakukan bisnis dagang, perusahaan asal Tiongkok itu berada di bawah tekanan besar. Kini, situasinya semakin buruk karena pemerintah AS terus memberlakukan lebih banyak sanksi.
Pada bulan-bulan awal, perusahaan masih bisa mengirimkan sejumlah besar unit smartphone dan akhirnya menjadi merek smartphone terkemuka di dunia. Namun kini, perusahaan mulai merasakan dampak dari larangan tersebut.
Sesuai laporan dari DigiTimes, Huawei telah menurunkan pesanan komponen untuk smartphone andalan seri Mate generasi berikutnya yaitu Mate 40 dan Mate 40 Pro sebesar 30 persen. Ini berarti perusahaan mengharapkan penurunan permintaan yang signifikan untuk smartphone unggulan mendatang.
Sejauh ini, perusahaan tersebut dilarang menggunakan Android dan melakukan pra-pemasangan aplikasi dan layanan Google di perangkatnya. Namun, dengan sanksi baru yang mulai berlaku bulan ini, perusahaan tidak akan dapat menggunakan teknologi AS untuk membuat chipset Kirin-nya dan juga tidak akan dapat membeli chipset dari perusahaan seperti Qualcomm.
Perusahaan dilaporkan telah menimbun chipset, yang dapat membantu kelangsungan hidupnya selama beberapa bulan ke depan. Tetapi masih harus dilihat apa yang akan dilakukan Huawei setelahnya. Ini akan sangat memengaruhi kemampuan Huawei untuk bersaing di pasar.
Telah dikonfirmasi juga bahwa smartphone seri Huawei Mate 40 yang akan datang akan ditenagai oleh Kirin 9000 SoC andalan perusahaan, yang bisa menjadi chipset andalan terakhir dari perusahaan.
Sesuai laporan, Mate 40 dan Mate 40 Pro dapat hadir dengan panel OLED dengan desain lubang berlubang ganda, bersama dengan dukungan untuk refresh rate 90Hz. Mate 40 mungkin memiliki layar Full HD+ 6,5 inci, sedangkan Mate 40 Pro dapat dilengkapi dengan layar Quad HD+ 6,78 inci.