Baru-baru ini, dua perusahaan asal China, Huawei dan ZTE diblokir pemerintah Swedia terkait infrastruktur 5G. Swedia memiliki alasan yang serupa dengan Amerika Serikat (AS), yaitu alasan keamanan nasional.
Huawei dan ZTE telah dihapus dari daftar pengadaan infrastruktur 5G oleh regulator telekomunikasi Swedia, yaitu PTS. Tindakan tersebut dilakukan berdasarkan usulan dari badan keamanan Swedia.
Pasalnya, mereka menganggap dua perusahaan teknologi asal China itu mengancam keamanan negara. PTS memberi batas akhir bagi perusahaan yang masih menggunakan teknologi dua perusahaan China tersebut selambat-lambatnya 1 januari 2025. Perusahaan diimbau untuk tidak lagi menggunakan infrastruktur 5G dari Huawei dan ZTE.
Eropa memperkuat kontrolnya terhadap perusahaan asal China dalam pengadaan jaringan 5G setelah AS menekan mereka. AS menuding infrastruktur perusahaan China bisa digunakan untuk memata-matai.
Berkali-kali Huawei membantah tuduhan tersebut. Huawei menyatakan pihaknya tidak menimbulkan kerusakan bagi sistem keamanan negara.
Sebelumnya, Inggris lebih dulu menghapus penggunaan peralatan Huawei secara menyeluruh dalam pengadaan infrastruktur 5G untuk 2027. Inggris menjadi negara Eropa pertama yang menerapkan kebijakan ini.
Sementara itu, China menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti nyata terkait peralatan Huawei dan ZTE yang bisa digunakan untuk aksi spionase dan mengancam keamanan Swedia.
“Tidak ada alasan faktual untuk mendukung tuduhan Huawei yang menimbulkan ancaman keamanan. Pengecualian Huawei hanya didasarkan pada anggapan yang tidak berdasar dan tidak adil serta tidak dapat diterima,” ujar pihak Huawei.
Analis berpendapat bahwa kebijakan ini dapat menghambat laju pembangunan infrastruktur jaringan 5G, karena opsi penyedia jaringan tersebut bakal berkurang dan semakin sedikit.
“Larangan tersebut membuat operator jaringan memiliki lebih sedikit pilihan dan risiko memperlambat peluncuran 5G di pasar di mana persaingan berkurang,” ujar Ben Wood, selaku kepala riset CCS Insight.
Kemudian, regulator telekomunikasi asal China menyerang balik tudingan yang telah dilancarkan kepada mereka. Regulator China mengeluarkan pengumuman terhadap pengawasan ketat yang dilakukan Swedia terhadap mereka.
Seperti yang telah diketahui, Swedia merupakan negara di mana perusahaan teknologi ternama bercokol, yaitu Ericsson yang menjadi kompetitor Huawei.
Ericsson mendapat kontrak dari 3 operator telekomunikasi asal China terkait pemasokan infrastruktur jaringan 5G. Oleh karena itu, kemungkinan Ericsson bakal terkena imbasnya jika pemerintah China membalas kebijakan negara tersebut.
“Bisa jadi beberapa vendor Eropa akan menjual lebih sedikit di China ke depannya jika China menjual lebih sedikit di Eropa ke depannya,” ujar Kjell Johnsen selaku CEO Tele2 asal Swedia.
Di sisi lain, Ericsson dan Nokia perusahaan asal Finlandia bakal menjadi pihak yang diuntungkan jika pemerintah Swedia resmi menghapus nama pesaing mereka, Huawei dan ZTE dari pengadaan infrastruktur 5G.
“Banyak operator telah membuktikan bahwa ketika mereka merobek dan mengganti peralatan China, hal itu tidak berdampak negatif pada belanja modal mereka,” ujar John Strand selaku konsultan industri.
PTS menerima keikutsertaan perusahaan Akses Hi3G Swedia, konsorsium Tele2, Telenor, Telia Sverige, Teracom dan Net4Mobility dalam pelelangan pengadaan 5G.
Melansir South Morning China Post, pelelangan spektrum ada di frekuensi 2,3 GHz dan 3,5 GHz. Kedua frekuensi ini berperan penting dalam kehadiran jaringan 5G.
Tele2 menyatakan bahwa larangan tersebut tidak akan berdampak pada rencana perusahaan. Pasalnya, Tele2 memakai peralatan milik Huawei untuk jaringannya. Tele2 juga pernah mengungkapkan bahwa Huawei merupakan vendor yang paling penting, sebagaimana dilansir dari CNA.
Baca Juga: