Google terus berjuang tanpa henti melawan malware di Android. Perusahaan asal Mountain View itu kembali menghapus 600 aplikasi yang telah dipasang di jutaan perangkat karena terdapat adanya modus penipuan di dalam aplikasi.
"Hampir 600 aplikasi telah dihapus dari Google Play Store," ujar Google dalam posting blognya pada Kamis (20/2/2020). Dalam prosesnya, raksasa internet itu juga melarang aplikasi mengakses AdMob dan AdManager, dua platform monetisasi. Google menuduh pengembang melanggar aturan Play Store dalam hal iklan.
Setelah diusut lebih lanjut, ditemukan 45 aplikasi yang terdeteksi ini datang dari Cheetah Mobile. Seperti diketahui, pengembang aplikasi asal Tiongkok telah dicekal oleh Google pada 2018 lalu karena hal yang sama.
Menurut Google, pengembang diperbolehkan untuk menampilkan iklan dalam aplikasinya namun praktik ini harus memenuhi aturan Play Store. Google sejatinya melarang iklan yang mengganggu yaitu iklan yang ditampilkan kepada pengguna secara tak terduga yang mengganggu penggunaan ponsel mereka.
Para pengembang yang nakal sering menggunakan banyak trik untuk menyembunyikan perilaku aplikasi mereka. Misalnya, beberapa pengembang menambahkan malware "dropper". Ini adalah alat yang bisa menyembunyikan kode berbahaya dari pemindai Google.
Pada awalnya, kode itu tampaknya tidak berbahaya. "Kami baru-baru ini mengembangkan pendekatan inovatif berdasarkan pembelajaran mesin untuk mendeteksi kapan aplikasi menampilkan iklan di luar konteks," tambah Google.
Pihak Google juga mengumpamakan bahwa iklan yang terjadi secara tak terduga disajikan iklan layar penuh ketika pengguna mencoba melakukan panggilan telepon, membuka kunci ponsel, atau saat menggunakan navigasi arah. Tentu saja hal tersebut bukan hal yang menyenangkan.
Sebenarnya, Play Store sudah memiliki mekanisme yang mendeteksi aplikasi berperilaku buruk. Google lebih lanjut menyatakan bahwa pengembang menggunakan solusi kreatif untuk mencegah aplikasi mereka secara eksplisit melanggar aturan apa pun.
Pihak Google pun sudah melayangkan peringatan pertama ke ratusan pengembang aplikasi tersebut. Namun, Cheetah Mobile sudah mendapatkan beberapa peringatan, dan akan langsung dihapus dari layanan mereka.
"Kami akan terus berinvestasi dalam teknologi baru untuk mendeteksi dan mencegah ancaman yang muncul," lanjut perusahaan raksasa tersebut.
Meskipun banyak tindakan yang diambil oleh Google, malware terus berkembang biak di Play Store. Baru-baru ini, peneliti VPN Pro menemukan 24 malware Android di Play Store. Beberapa minggu sebelumnya, Trend Micro menemukan 49 aplikasi yang terkontaminasi adware. Pada akhir Oktober, ESET mengungkapkan keberadaan virus dalam kode 42 aplikasi dari Play Store.