Hoax dan konten trol tampakya sedang jadi musuh bersama berbagai media sosial. Kedua jenis konten ini dianggap sebagai biang keladi yang menyebabkan lingkungan media sosial dirasa kurang nyaman. Dan jika kondisi nggak bikin tenang, maka pengguna harian pun berkurang.
Untuk mengatasi konten-konten maupun komentar bernada negatif, Facebook sudah terlebih dulu memulainya. Perusahaan di bawah kepemimpinan Mark Zuckerberg ini sudah mengaplikasikan pembatasan komentar bernuansa bullying, hoax, maupun trol.
Memang, bagi sebagian besar pengguna algoritma ini dinilai berlebihan. Tak jarang, robot Facebook salah blokir pengguna karena dianggap kerap menyebarkan hoax. Akun-akun meme kerap jadi korban algoritma terbaru ini.
Twitter memiliki rencana yang serupa namun sedikit berbeda. Perusahaan yang kini mulai mendapat peningkatan pengguna harian ini tengah berupaya untuk membatasi para komentator trol buat nimbrung dalam satu percakapan.
Ya, kalo kamu tiba-tiba OOT di satu kul-tweet, akun pembuat thread bakal diberi kebebasan buat membatasi bahkan membatasi komentar-komentarmu.
Menurut rencana, perusahaan tengah melakukan uji coba fitur terbaru ini. Fitur ini nantinya bisa membuat pengguna menerapkan batasan terhadap siapa yang bisa membalas tweet mereka.
Fitur yang menurut rencana bakal diujicoba sepanjang tahun ini bisa dibilang sebagai salah satu pencapaian terbesar Twitter untuk memerangi trol maupun komentar-komentar bernada bullying.
Dan dengan keberadaan fitur ini, nantinya pengguna Twitter bisa bebas untuk menentukan siapa yang boleh dan nggak boleh berkomentar dari cuitan mereka, yang terbagi dalam tiga jenis pilihan; semua orang, hanya pengikut, hanya orang yang di-mention hingga tak seorang pun.
Jika akun milik pengguna diatur menjadi akun publik, cuitan dari pengguna bakal bisa dilihat semua orang. Hanya saja, hanya akun-akun tertentu yang bisa membalas cuitan tersebut.
Dalam konferensi pers yang dilakukan Twitter di acara CES, Director of Product for Conversation, Suzanne Xie menyampaikan jika langkah ini dilakukan demi mewujudkan format terbaru dari percakapan di Twitter yang sebelumnya tak pernah ada.
Barangkali, pembaruan ini merupakan salah satu langkah Twitter untuk menciptakan ruang ngobrol yang sehat. Sebelumnya, perusahaan juga sudah mengenalkan fitur Sembunyikan Balasan. Sayangnya, pengguna masih harus melakukanny asecara manual setiap Reply yang nggak diinginkan; yang mana tentu saja sangat nggak praktis terutama bagi para influencer.
Dan fitur terbaru Twitter ini, buat para pengguna yang kerap jadi target bullying atau penistaan, kemampuan untuk membatasi balasan tentu saja bakal berpengaruh besar bagi pengalaman bersosial media. Ya, kamu bisa bebas membagikan apa yang ingin dibagikan tanpa mengkhawatirkan bully-an dari netizen Indonesia.
Dan jika fitur ini benar-benar terwujud, tampaknya netizen Indoensia bakal kehilangan satu tempat di mana mereka bisa bebas ghibah dan bully secara masal, ya.