Facebook baru saja mengklarifikasi bahwa dugaan mereka sedang mengeksplorasi opsi untuk varian Face ID untuk aplikasi Messenger-nya tidak akurat sebagaimana dilansir dari laman Forbes. Spekulasi muncul ketika seorang pengembang bernama Jane Manchun membagikan informasi tersebut di Twitter.
Hal ini akhirnya menimbulkan perdebatan sengit mengenai apakah informasi biometrik tersebut akan disimpan di server Facebook atau hanya disimpan pada perangkat saja.
Dalam cuitan yang dibagikan oleh Jane, fitur ini berfungsi seperti otentikasi biometrik yang dapat ditemukan di WhatsApp. Dengan fitur Face ID, pengguna bisa mengunci aplikasi setelah mereka meninggalkannya.
Pengguna akan diizinkan untuk mengaktifkan otentikasi pengenalan wajah dari layar khusus dan memilih kapan mereka ingin kunci diberlakukan, dengan opsi yang tersedia saat ini termasuk 1 menit, 15 menit, atau 1 jam setelah meninggalkan Messenger. Facebook juga bakal menambahkan interval waktu lebih banyak sebelum fitur tersebut resmi dirilis untuk publik.
"Saat diaktifkan, Anda harus menggunakan Face ID untuk membuka kunci aplikasi. Namun Anda masih dapat membaca dan menjawab pesan dari notifikasi serta menjawab panggilan jika aplikasi terkunci," kata fitur tersebut. Mengingat Wong mengatakan Face Unlock berasal dari ponsel Android, artinya fitur tersebut bukan Face ID milik Apple.
Pihak Facebook mengklarifikasi bahwa rencananya untuk menambahkan lapisan keamanan biometrik ke aplikasi Messenger-nya akan menggunakan keamanan di perangkat dan perusahaan tidak berencana untuk meluncurkan versi sendiri.
"Untuk fitur privasi jenis ini," kata juru bicara Facebook kepada Forbes, "Kami akan menggunakan pengaturan Face ID pada perangkat, bukan versi kami sendiri."
Sebenarnya, ini adalah kabar baik bahwa Facebook mengandalkan keamanan perangkat yang telah dicoba dan terpercaya. Mudah-mudahan, perusahaan raksasa itu akan meninjau kembali keputusannya untuk menghentikan Messenger mengenkripsi end-to-end itu sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, Facebook tersandung kasus pelanggaran privasi yang sangat berat. Dengan hadirnya fitur ini, bisa menjadi masalah bagi mereka yang khawatir akan privasi mereka dan penyalahgunaan data yang dibagikan oleh mereka di Internet.
Sebelum meluncurkan fitur tersebut, Facebook diharapkan memberikan rincian singkat mengenai fitur tersebut dan bagaimana fitur itu tidak akan mengganggu privasi pengguna.