Sudah delapan bulan berlalu sejak Huawei masuk dalam daftar hitam AS yang mencegah perusahaan mana pun di negara itu untuk melakukan bisnis dagang dengan produsen, termasuk Google. Itulah sebabnya, Huawei Mate 30 Pro dirilis tanpa layanan Google.
Baru-baru ini, sebuah laporan terbaru yang dilansir dari situs WinFuture, seorang perwakilan Huawei, yakni Andreas Proschofsky mengumumkan bahwa mereka tidak akan pernah menggunakan layanan Google lagi, bahkan jika larangan tersebut dicabut oleh AS.
Hal tersebut juga pernah diungkapkan oleh Wang Fei, Kepala Kelompok Bisnis Konsumen Huawei di Austria. Dalam sebuah konferensi pers di Wina, ia mengatakan dengan jelas bahwa Huawei tidak berencana untuk kembali menggunakan layanan Google bahkan jika ia mendapatkan lisensinya kembali.
Namun, informasi itu langsung dibantah oleh pihak resmi Huawei bahwa informasi tersebut tidak benar. Juru bicara Huawei mengatakan bahwa, "Ekosistem Android terbuka masih menjadi pilihan pertama kami, namun jika kami tidak dapat terus menggunakannya, kami memiliki kemampuan untuk mengembangkannya sendiri."
Menurutnya, ekosistem Android terbuka itu termasuk GMS (Google Mobile Services). Itulah yang membantu perusahaan asal Tiongkok itu menjadi nomor dua di dunia untuk pengiriman ponsel.
Dengan kata lain, perusahaan masih dapat menggunakan sistem operasi inti Android, hanya saja tidak bisa menambahkan layanan Google lagi. Untuk Mate 30 Pro dan produk mendatang lainnya, Huawei telah membangun versi API penting miliknya yang merupakan bagian dari Layanan Seluler Google (Google Mobile Services/GMS) yang bisa ditemukan di sebagian besar ponsel Android.
Namun yang dikhawatirkan, meski Huawei dapat melakukan dan mereplikasi segala fungsionalitas, perangkatnya itu masih dianggap kurang menarik bagi para konsumennya di wilayah Barat, yang masih mengandalkan Gmail, Google Calendar, dan layanan Google lainnya.
"Saya percaya Google dan Huawei berharap lisensi akan diberikan, tetapi Anda perlu mengonfirmasi hal itu dengan Google," kata juru bicara tersebut.
"Sebagai hasil dari pencatatan entitas kami sekarang, kami sedang mengembangkan HMS (Huawei Mobile Services) - mengundang pengembang aplikasi untuk bergabung. Penawaran ini telah menerima banyak minat positif di Eropa. Perlu ditegaskan kembali bahwa kami adalah salah satu kontributor utama sistem operasi open source Android selama lima tahun terakhir."
Selain melarang pembelian peralatan Huawei dan memutuskan hubungannya dengan Google, administrasi Trump bersikeras bahwa Huawei memiliki risiko spionase elektronik dan telah mendesak pemerintah lain untuk menghapus peralatan Huawei dari infrastruktur jaringan seluler - terutama karena penyebaran 5G.
Tetapi Inggris tidak setuju dengan saran itu. Untuk bagiannya, Huawei terus mengatakan itu adalah target propaganda dan perlakuan tidak adil oleh AS.