Samsung Electronics, perusahaan teknologi terkenal kini dilaporkan sedang mengembangkan kotak kemasan yang dapat digunakan kembali. Langkah yang diambil Samsung ini merupakan langkah untuk mengurangi limbah yang dihasilkan dari pengemasan selama penjualan produk elektronik.
Raksasa teknologi asal Korea Selatan itu mengajukan paten dengan 'kotak kemasan yang dapat digunakan kembali' yang memperlihatkan kemasan yang menggabungkan bantal bagian dalam dan lapisan pelindung luar.
Umumnya, produk elektronik besar seperti lemari es selalu dikemas dalam kotak kardus besar dengan styrofoam di bagian dalam yang bertindak sebagai anti goncangan. Namun begitu produk sudah terpasang, kemasan itu tidak akan disimpan untuk penggunaan di masa mendatang dan biasanya langsung dibuang.
Kemasan-kemasan yang dibuang ini akhirnya menjadi limbah dan bisa mencemari lingkungan dalam jangka panjang, terutama styrofoam yang merupakan bahan yang tidak dapat terurai secara alami. Untuk mengatasi ini, kotak kemasan baru yang dapat digunakan kembali telah dirancang sehingga bisa digunakan beberapa kali daripada langsung dibuang setelah sekali penggunaan.
Selain itu, bahan bantal yang terintegrasi dan penutup luar menyederhanakan proses pengemasan sementara juga mengurangi jumlah limbah.
Langkah yang diambil Samsung ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor terutama harus mengikuti peraturan pemerintah setempat tentang limbah di negara asalnya, Korea Selatan. Perlindungan lingkungan dan pengurangan polusi yang disebabkan oleh perusahaan besar, terutama dalam industri elektronik, telah menjadi perdebatan besar selama beberapa dekade.
Jika kebijakan ini benar-benar diterapkan, kotak kemasan baru yang dapat digunakan kembali dapat mengurangi produk sekali pakai dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Khususnya, pengembangan kotak kemasan yang dapat digunakan kembali dari Samsung akan memiliki dampak besar dalam hal biaya dan perlindungan lingkungan. Hal ini disebabkan limbah kemasan menjadi masalah utama pencemaran dan perusahaan memiliki peran besar karena Samsung merupakan salah satu penjual terbesar di industri ini.
Metode pengemasan baru juga merupakan bagian dari siklus ekonomi Samsung yang berbasis pada sumber pasokan untuk produk-produknya dari bahan-bahan bekas dan daur ulang untuk mengoptimalkan dan mengurangi pemborosan selama perakitan.
Langkah Samsung tersebut sebenarnya juga bukan hal baru. Pada awal tahun lalu, Samsung sudah menyatakan bakal meninggalkan material plastik untuk kemasan produknya dan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Kebijakan ini bernama Zero Waste.
Jadi, bungkus produk dari perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu akan memakai material seperti kertas dan plastik daur ulang atau bio-based.