Xiaomi, perusahaan teknologi dengan berbagai perangkat cerdas dan Internet of Things (IoT) untuk mendukung gaya hidup, memastikan komitmennya untuk menghadirkan smartphone dan perangkat pintar bagi para penggunanya sambil terus memperkenalkan lebih banyak produk dan teknologi baru. Produk ekosistem yang inovatif akan selalu dihadirkan untuk pasar Indonesia.
Pada hari ini, Kamis (5/11/2020), Xiaomi akan memperkenalkan anggota baru produk ekosistem yakni Mi Air Purifier 3C, Mi True Wireless Earbuds Basic 2, dan Mi True Wireless Earphones 2S yang akan resmi dijual di mi.com, serta official store Xiaomi di Blibli.com, Lazada, Shopee, JD.ID, Akulaku, dan Tokopedia.
“Sebagai perusahaan global terdepan dengan berbagai produk smartphone dan AIoT, Xiaomi percaya bahwa teknologi harus dapat diakses oleh semua orang agar dapat meningkatkan kualitas hidup dengan teknologi. Kami berkomitmen akan terus membawa berbagai produk terbaik untuk Indonesia,” kata Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse.
Inilah realisasi dari strategi “Smartphone X AIoT” untuk satu dekade berikutnya yang menempatkan ekosistem perangkat pintar sebagai bagian penting dari bisnis smartphone. Xiaomi ingin memperkenalkan gaya hidup pintar melalui produk inovatif kepada semua orang dengan harga sebenarnya.
Sebagai pemimpin platform IoT dunia, Xiaomi memiliki portofolio produk ekosistem yang bisa mendampingi aktivitas sehari-hari seperti Mi Electric Scooter dan Mi Smart Band 5, atau Mi 20W Wireless Car Charger untuk di dalam mobil.
Rumah pintar bukan lagi mimpi di masa depan berkat sejumlah perangkat yang membuat hidup makin nyaman dan aman seperti Mi Air Purifier 2H, Mi Smart LED Bulb, Mi Robot Vacuum-Mop, Mi Wi-Fi Range Extender Pro, serta Mi TV 4. Perangkat-perangkat tersebut bisa berkomunikasi dengan smartphone sehingga pengguna mendapatkan informasi yang lengkap dan kendali penuh gaya hidup cerdasnya.
Per 30 Juni 2020, sudah ada 271 juta unit perangkat pintar (belum termasuk smartphone dan laptop) atau tumbuh 38,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengguna yang memiliki lima perangkat pintar atau lebih kini terhitung sebanyak 5,1 juta orang atau tumbuh 63,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Aplikasi Mi Home App yang digunakan untuk terhubung dengan perangkat pintar kini memiliki 40,8 juta pengguna aktif bulanan (MAU) atau tumbuh 34,1% di mana pengguna smartphone non-Xiaomi menyumbang sebesar 67,9%.
Untuk TV pintar, Xiaomi telah mengirimkan 2,8 juta unit pada Q2 2020 dan menempati peringkat nomor 1 di China dalam enam kuartal berturut-turut, dan nomor 5 global. Xiaomi memperkenalkan standar baru dalam menikmati televisi melalui seri premium yakni Mi TV Master Series dengan TV dengan teknologi Organic Light-Emitting Diode (OLED) yakni Mi TV Lux 65” OLED, serta terobosan berupa Mi TV LUX Transparent Edition yang menjadi televisi transparan pertama yang diproduksi massal.
Tidak hanya memperkenalkan lebih banyak jenis perangkat ekosistem, Xiaomi juga terus mengeksplorasi cara yang lebih baik dan menyenangkan untuk berkomunikasi seperti teknologi ultra-wideband (UWB). Dengan teknologi ini, smartphone mampu memberi perintah dengan mengarahkan ke arah perangkat pintar, dengan demikian mereka bisa memindahkan channel dengan mengarahkan ke Mi TV. Teknologi UWB masih dalam tahap uji coba dengan kemungkinan diimplementasikan pada masa mendatang.
Xiaomi juga memperkenalkan sebagian dari perangkat pintar itu untuk Indonesia agar mendorong penggunanya memiliki gaya hidup yang lebih baik. Sejumlah perangkat yang sudah hadir untuk menemani di rumah seperti Mi Induction Heating Rice Cooker, Mi Smart Kettle, Mi Home Security Camera, Mi Portable Electric Air Compressor, dan Mi Motion-Activated Night Light, termasuk sejumlah produk perangkat audio pintar seperti Mi True Wireless Earphones 2 Basic dan Mi True Wireless Earbuds Basic S.
Berdasarkan laporan dari Canalys, Xiaomi menjadi produsen true wireless stereo atau TWS dengan pangsa pasar paling besar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 44,2%, terpaut jauh dengan kompetitor di nomor dua melalui pangsa pasar 23,9%. Kesimpulan ini berdasarkan riset yang dilakukan Canalys pada bulan Mei 2020.