Baru-baru ini, wacana kemunculan teknologi 5G semakin menghangat di tengah ramainya pemberitaan pandemi. Kabarnya, kecanggihan-kecanggihan yang kita tonton di film akan segera menjadi kenyataan dengan hadirnya teknologi 5G ini.
Adis Alifiawan, selaku Kasubdit Penatan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Kementrian Komunikasi dan Informatika, menyatakan bahwa 5G bukan hanya melanjutkan internet generasi sebelumnya.
“Kita harus memahami 5G itu bukan hanya the next G. kita harus memahami 5G ini sebagai suatu lompatan baru ke mana kita bergerak ke era everything is the connective, jadi kita sekarang masuk daerah transformasi digital,” ungkapnya pada sebuah obrolan ringan seperti yang dilansir CNBCIndonesia.
Kemunculan 5G akan berpotensi untuk membawa teknologi canggih yang ada di film ke dalam kehidupan nyata. Orang-orang di dunia kemungkinan akan bisa menghubungi beberapa orang sekaligus atau melakukan telekonferensi dengan layar yang muncul di udara.
“Keudian kita bisa driverless car kayak Fast and Furious gitu, atau mungkin yang katanya sama kayak ada di film Knight Raider, ingat zaman dulu. Jadi 5G itu kayak make dreams come reality. Jadi film-film zaman dulu yang kita bikin nyata jadi hari ini pakai teknologi,” ungkap Adis.
Jika kita bandingkan dengan teknologi jaringan 4G saat ini, yang baru terlihat berbeda hanya pada kecepatan jaringan internetnya saja. Namun, ternyata lebih dari sekadar kecepatan internet belaka. Teknologi 5G sebenarnya jauh melampaui kemampuan 4G.
“Nah, 2/3 kemampuan 5G itu sebetulnya bukan cuma bicara more speed, tapi bicara tentang perbaikan di sisi latency, perbaikan, di sisi realibility, kemudian peningkatan kemampuan di sisi mobility,” tambahnya.
Adis mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 392 operator di 126 negara yang memanfaatkan 5G. Hingga kini baru sampai pada tahap investasi saja.
“Jadi investasi ini cover mulai dari baru nyoba-nyoba gitu ya, baru trail trail, kemudian sudah launching, atau ada yang di antaranya, let’s say yang baru-baru announce bahwa they will bring 5G in the new feature, for example,” ungkap Adis.
Sampai saat ini baru 92 operator dari 38 negara yang full komersial merilis 5G. Itu berarti, mereka sudah mengoperasikan teknologi itu secara komersial, bukan sekadar softlaunch atau gunting pita saja.
“Dan dari situ mostly bentuknya adalah mobile itu ada 84 operator. Kemudian sekitar 37 operator, sekitar 40% itu masih mencoba use case yang paling pertama dari 5G itu adalah fixed broadband,” ujarnya.
Baca juga: