Baru-baru ini, Jakarta disebut-sebut sebagai kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia. Berdasarkan pemantauan AirVisual pada Rabu (26/6/2019), sekitar pukul 15.48 WIB, Jakarta menempati posisi kedua di dunia dengan skor 156.
Posisi pertama dan ketiga ditempati oleh United Arab Emirates dan Chile dengan skor 171 dan 156. Sedangkan Tiongkok dan India berada di posisi 5 dan 6 dengan skor 146 dan 142.
Angka tersebut menunjukkan bahwa udara di Jakarta sekarang sudah sangat sehat (Unhealthy). Kondisi udara dengan nilai AQI (Air Quality Index) di atas 100 ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat pada umumnya.
Nilai AQI ini didapat dari AirVisual, aplikasi pemantau polusi udara. Selain AirVisual, masih ada beberapa aplikasi smartphone lainnya yang juga bisa dipakai pengguna untuk monitor kualitas udara dan memberi informasi nilai AQI pada kondisi udara di lokasi yang kita butuhkan. Berikut daftarnya:
UdaraKita
UdaraKita merupakan aplikasi buatan Greenpeace yang diluncurkan sejak 2017 lalu. Aplikasi yang berisi informasi kualitas udara ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kualitas udara berdasarkan perhitungan jumlah konsentrasi PM (Particulate Meter) 2.5, salah satu polutan udara yang diketahui paling berbahaya.
Sumber polusi udara di kota besar di Indonesia, kebanyakan berasal dari transportasi dan pembangkit tenaga listrik, yang masih mengandalkan bahan bakar fosil. Sedangkan polutan udara yang dinilai paling berbahaya adalah PM 2.5, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan serius bahkan hingga kanker paru.
Greenpeace lantas menginisiasi aplikasi mobile “UDARAKITA“ agar masyarakat dapat mengakses data kualitas udara, seperti kadar PM 2.5. Lewat aplikasi ini, Greenpeace mengajak masyarakat di kota-kota besar di Tanah Air untuk mulai peduli terhadap kondisi udara sekitar dan menjadi lebih sadar terhadap dampak kesehatan yang dapat kita derita akibat polusi udara.
BreezoMeter
Aplikasi pemantau polusi udara kedua adalah BreezoMeter. Aplikasi ini menawarkan pemantauan kualitas udara dan menjelaskan secara lengkap kandungan apa saja yang ada di udara saat dihirup oleh manusia, mulai dari karbon monoksida, ozon, hingga nitrogen dioksida. Selain itu, aplikasi tersebut juga menyajikan tingkat serbuk sari (pollen) di udara serta temperatur udara secara realtime.
Setiap angka kualitas udara ditampilkan BreezoMeter, si aplikasi bakal memberikan rekomendasi kesehatan berbeda-beda. Dengan begitu pengguna bisa tahu kapan waktu yang tepat untuk beraktivitas di luar rumah, apa yang harus dihindari, dan saran kesehatan lainnya.
AirVisual
Aplikasi ketiga yang bisa kalian pakai adalah AirVisual. Aplikasi ini didirikan pada tahun 2015. Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam memahami dan mengontrol kondisi lingkungan dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Aplikasi AirVisual selalu menampilkan kondisi terbaru kualitas udara lebih dari sepuluh ribu kota telah terdata dalam aplikasi ini. Sumber data kualitas udara diperoleh dari stasiun pemantau kualitas udara milik pemerintah setempat, hasil pantauan satelit, dan kontributor komunitas AirVisual.
Ada beberapa parameter kualitas udara yang diukur oleh AirVisual. Parameter tersebut antara lain PM 2.5, PM 10; CO2, temperatur, tekanan dan kelembaban udara.